Foto: Istimewa
ZONATERKINI.COM __ SMP Al Muslim Sidoarjo, Jawa Timur kembali menggelar kegiatan kemah bakti yang dilaksanakan pada 22-24 Oktober 2024. Persiapan dilakukan beberapa hari oleh seluruh peserta, karena mereka akan menghadapi 13 mata lomba diantaranya, sandi, morse, semaphore, memasak, rangking satu, PU PP, unjuk kreasi dan sebagainya.
Perkemahan penggalang selama tiga hari ini diikuti oleh siswa kelas VII dan VIII terdiri atas 12 regu putra dan 12 regu putri. Wajah-wajah antusis tampak mulai dari mereka naik armada TNI serasa akan berjuang dan meraih kemenangan. Kegiatan perkemahan ini diharapkan mampu membentuk sikap mental dan fisik yang kuat serta memiliki kecintaan pada alam dan sesama manusia, sekaligus meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan.
Bumi perkemahan Agro Mulia kembali menjadi tempat berkemah untuk memperkuat dan meregenerasi penggalang baru. Kakak kelas yang pernah ke tempat ini memberikan arahan pada adik kelas dan teladan yang baik. Mulai dari bagaimana menyiapkan perlengkapan kemah, latihan pertunjukan unjuk kreasi, serta bagaimana menghadapi rintangan kegiatan. Kemah kali ini juga menjadikan siswa lebih dekat dengan alam, mengenal lebih dekat tentang tanda-tanda alam, siswa berlatih untuk berdamai dengan alam bukan menentang alam, menikmati hujan, panas, dingin, angin yang semua terjadi secara alami sehingga rasa syukur akan muncul dengan sendirinya. Tanah lapang dan medan jelajah telah di konsep untuk menyajikan rintangan bagi para penggalang di hari kedua.
Penerapan aspek leadership juga muncul dalam kegiatan ini, salah satunya aspek mengenal diri, dan siswa terkondisi untuk bisa memosisikan diri sebagai pimpinan regu, anggota regu, atau apapun peranannya harus bisa memberikan kontribusi, serta menunjukan bahwa dirinya membawa manfaat bagi regu hingga banyak orang. Selain itu, juga dapat membangun kepercayaan diri, keberanian, serta kemampuan menyelesaikan masalah dalam situasi yang menantang.
Pendidikan dan pengembangan diri yang dilakukan saat kemah diantaranya dengan mengajarkan keterampilan bertahan hidup, seperti memasak di alam terbuka, membuat tenda, membuat teknologi tepat guna, dan orientasi medan, sehingga dapat mengembangkan kemandirian, tanggung jawab, serta kerja sama dalam kelompok.
“Alhamdulillah kemah kali ini lebih menantang, dengan jumlah lomba lebih banyak dan muatan kepramukaan lebih bervariasi,” kata Boni, salah satu pembina atau pelatih pramuka SMP Al Muslim Sidoarjo, Kamis (24/10).
Dalam pelaksanakan kemah ini, diupayakan mampu meningkatkan keterampilan sosial melalui kegiatan tim, peserta belajar berinteraksi dengan orang lain, memperkuat komunikasi, kerja sama, dan kepemimpinan. Salah satunya saat menampilkan unjuk kreasi, PBB, jelajah, olah raga, lomba pipa bocor dan yel-yel. Kebahagiaan bersama tetap dirasakan saat bernyanyi bersama, bersantai di tenda, makan bersama, dan tapak tenda.
Kenzi Putra Wardana, sebagai Pratama Penggalang SMP Al Muslim Sidoarjo merasa tertantang saat memimpin upacara pembukaan kemah bakti. Karena upacara dengan formasi angkare membuat dirinya harus lebih disiplin dan tegas daripada yang lain. Beberapa pemimpin regu juga merasa tertantang dalam mengondisikan regunya saat persiapan kemah. Komunikasi yang baik harus dijaga, serta mengatur beraneka ide dari anggota kadang membawa perselisihan. Namun seorang pemimpin regu akan bisa mengondisikan dan menyelesaikan setiap masalah dengan tenang dan damai.
Kegiatan paling menantang adalah jelajah alam yang menempuh jarak berbukit dan sungai sekitar 4 KM di Desa Jatiarjo. Setiap perjalanan regu dihadapkan pada rintangan jalan setapak, kebun sayur, kebun nangka, dan sawah. Terdapat pula tiga pos untuk menguji kemampuan kepramukaan yang tercantun dalam SKU (Syarat Kecakapan Umum), sehingga setelah kegitan ini akan dilaksanakan pelantinkan penggalang ramu, rakit, dan terap. Saat tiba kembali di lokasi perkemahan, mereka disambut dengan lomba pipa bocor, sehingga rasa letih hilang seketika bermain air bersama regu. Selanjutnya bersih diri dan melanjutkan lomba masak kearifan lokal dengan bahan utama singkong yang berbagai menu dikreasikan.
Malam yang bahagia diwarnai dengan lomba jingle, diawali dengan prosesi penyalaan api unggun, formasi lingkaran menciptakan suasana persaudaraan, dan api unggun menyala menghangatkan susana. Sorak seria peserta saling memotivasi regu yang menampilkan jingle regu. Pada renungan malam ditengah kobaran api membakar semangat penggalang untuk mengamalkan Dasa Dharma Pramuka.
Disamping itu, siswa tidak diperkenankan membawa handphone selama kegiatan kemah berlangsung. Pembelajaran terfokus pada alam, namun komunikasi antara sekolah tetap terjaga serta ustazd dan ustazdah pendamping kegiatan mengirimkan pesan dan dokumentasi kegiatan. Begitu pula uang saku siswa dibatasi karena semua makanan, minum, dan kue sudah disediakan panitia sehingga tidak perlu membeli jajanan lagi serta kondisi kesehatan terkontrol.
Hari ketiga, peserta kembali ke sekolah dengan membawa 36 penghargaan dari berbagai lomba yang dimenangkan. (Red)